Kita kan terus berlari untuk meraih mimpi

Sabtu, 25 Desember 2010

PENYALAHGUNAAN DATA



PENYALAHGUNAAN DATA

Penyalahgunaan data adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dimana individu atau kelompok tersebut mengubah atau menyalahgunakan data yang sudah ada menjadi berbeda atau fiktif. Contoh yang dilakukan dalam tindak penyalahgunaan data seperti tindak penyalahgunaan data keuangan dalam perusahaan, misalkan seperti menambah atau mengurangi data keuangan yang telah masuk. Tindakan seperti itu jelas tidak hanya merugikan perusahaan saja, namun dapat juga berdampak pada individu atau kelompok lainnya.

Pelaku yang kerap kali melakukan pencurian dan penyalahgunaan data ini disebut Hacker. Akan tetapi ada juga Hacker yang bertindak lebih merusak, mencuri sebuah database, hingga melakukan tindak anarkis begitu mendapat akses, mereka lebih disebut Cracker. Para Hacker adalah orang-orang yang tergoda pada lubang-lubang yang terdapat pada sistem komputer, sehingga kesempatan merupakan penyebab utama orang-orang tersebut menjadi ‘penjahat cyber’ atau Cyber Crime. Dalam Cyber Crime sendiri terdapat istilah Whitehat dan Blackhat. Adapun Whitehat merupakan Hacker yang lugu, sedangkan Blackhat adalah seorang Cracker. Jadi, sebenarnya Hacker sama sekali berbeda dengan Cracker, karena yang sebenarnya mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, adalah Cracker. Cracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu system, dan yang dinamakan peretas sejati adalah seorang Hacker yang sebenarnya tidak suka merusak suatu system. Jadi dengan kata lain Cracker inilah yang bisanya menjadi ‘actor’ yang melakukan penyalahgunaan data.

Tujuan mereka melakukan hal tersebut bermacam-macam. Ada yang berlatarkan materi, misalnya mereka akan mendapatkan keuntungan lebih besar jika mereka melakukannya. Tapi ada juga yang memiliki tujuan-tujuan lain seprti menjatuhkan nama perusahaan tertentu berlatar dendam,atau saingan bisnis, dan lain-lain.

PENYALAHGUNAAN DATA DALAM DUNIA MAYA

Dunia maya memang dunia yang mengasyikkan, seakan-akan kita sudah menjadi penduduk dalam dunia maya tersebut. Kita dapat mengetahui semua hal-hal yang baru, semua hal yang sebelumnya kita tidak mengetahuinya, dan semua informasi penting yang kita butuhkan, pasti ada di dunia maya. Dunia maya juga penuh dengan hiburan-hiburan, seperti sarana untuk menonton video, untuk sekedar streaming di internet, game-game online, dan masih banyak lagi. Kita juga bisa mendownload bebas sebuah konten gratis yang disediakan beberapa situs, contoh konten gratis tersebut dapat berupa file-file lagu, file aplikasi game, file-file video, dan file-file dokumen seperti .pdf, .doc dan yang lainnya. Tapi rupanya, dalam dunia maya juga tidak selalu membuat kita nyaman saat kita sedang menjelajah. Ada saja sekelompok orang yang senang melakukan suatu kejahatan dunia maya atau lebih dikenal dengan kejahatan komputer (Cybercrime).

Ada beberapa definisi mengenai kejahatan komputer (Cybercrime) itu sendiri :

> Forester & Morrison (1994) mendefinisikan kejahatan komputer sebagai suatu aksi kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utama.
> Girasa (2002) mendefinisikan cybercrime sebagai aksi kejahatan yang menggunakan teknologi komputer sebagai komponen utama.
> Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime yang lebih menarik, yaitu kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.

Jika kita menyetujui bahwa definisi cybercrime adalah seperti yang dituliskan oleh Tavani (2000), kita bisa meng-indentitas-kan cybercrime lebih spesifik. Kita juga bisa menempatkan kejahatan-kejahatan dalam beberapa kategori pendekatan yaitu :
> Cyberpiracy -> penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, dan mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan komputer.
> Cybertrespass -> penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada sistem komputer sebuah organisasi atau individu, dan menerobos website yang di-protect dengan password misalnya.
> Cybervandalism -> penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang mengganggu proses transmisi informasi elektronik, bahkan menghancurkan data di komputer.

Kemudian, dalam suatu kejahatan komputer tersebut, pasti ada seseorang yang berperan mendalangi terjadinya cybercrime tersebut. Oleh masyarakat umum, kejahatan komputer biasanya diasosiasikan dengan hacker. Kata ‘hacker’ biasanya sudah menimbulkan stigma negative di kalangan masyarakat umum. Menurut Himanen (2001) hacker adalah seseorang yang senang memprogram dan percaya bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat berharga. Tapi, tidak semua yang bernama “hacker” tersebut berbuat criminal di dunia maya, kita harus berhati-hati membedakan antara hacker sebagai tindakan kriminal yang tidak profesional dengan hacker sebagai tindakan kriminal yang professional. Menurut Parker, cirri tetap dari hacker (tidak seperti kejahatan profesional) adalah tidak dimotivasi oleh materi. Hal tersebut bisa dilihat bahwa hacker menikmati apa yang mereka lakukan. Banyak diantara hacker adalah pegawai sebuah perusahaan yang loyal dan dipercaya oleh perusahaan-nya, dan dia tidak perlu melakukan kejahatan komputer. Para Hacker adalah orang-orang yang tergoda pada lubang-lubang yang terdapat pada sistem komputer, sehingga kesempatan merupakan penyebab utama orang-orang tersebut menjadi ‘penjahat cyber’. Seperti yang sudah saya katakan tadi, kita harus hati-hati membedakan antara hacker dengan cracker. Yang biasanya bertindak lebih merusak, mencuri sebuah database, hingga melakukan tindak anarkis begitu mendapat akses adalah perbuatan dari seorang cracker. Dengan adanya hal seperti itu, muncul istilah whitehat dan blackhat. Adapun whitehat merupakan hacker yang lugu, sedangkan blackhat adalah seorang cracker seperti yang sudah dijelaskan tadi. Jadi, sebenarnya hacker sama sekali berbeda dengan cracker, karena yang sebenarnya mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, adalah cracker. Cracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu system, dan yang dinamakan peretas sejati adalah seorang hacker yang sebenarnya tidak suka merusak suatu system.

Dapat disimpulkan, ada kalanya kita harus berhati-hati dan selalu waspada terhadap kejahatan yang dapat terjadi di dunia maya. Seperti pada penjelasan tadi, banyak sekali macam kejahatan di dunia maya (cybercrime) atau yang paling sering kita temui, salah satu bentuk kejahatan komputer tersebut adalah cracking, yang dapat menyebabkan data-data kita di manipulasi oleh seorang cracker yang tidak bertanggung jawab atau disalahgunakan suatu data penting kita untuk hal-hal yang tidak benar, sampai yang paling parah adalah data kita dirusak.

Senin, 29 November 2010

MIS COMMUNICATION



Di seberang sana terlihat seorang anak SMA lagi negoisasi dengan seorang satpam karena terlambat, hasil negoisasi gagal lalu dia telephon sang mama dan mengatakan , ma… aku telat, sang mama belum sempat bertanya lebih jauh telephon pun terputus.

Selanjutnya seorang ayah sambil menimang-nimang kontak mobil dia telephon pada Istrinya ingin mengabarkan kegembiraannya karena mendapatkan mobil baru, ma… aku dapat yang baru lho… lagi-lagi si mama belum sempat bertanya lebih jauh telephonpun terputus.

Sementara kondisi si mama histeris…. anakku hamil….. suamiku kawin lagii!!!! Teriak sang mama sambil histeris, itulah gambaran salah satu iklan operator seluler di tanah air, bukan bermaksud untuk mempopulerkan iklan tersebut namun itu jugalah gambaran yang terjadi di masyarakat kita saat ini, komunikasi yang terputus.

Kejadian bentrok di makam mbah Priok contohnya, ini adalah salah satu bentuk miskomunikasi, seandainya intelejen jalan pastilah tidak akan terjadi bentrokan separah itu antara satpol PP dan para pendukung ahli waris makam mbah priok.

Di banyak kehidupan kita juga sering kita jumpai betapa banyaknya pertengkaran dalam rumah tangga yang diakibatkan karena buruknya komunikasi, benturan-benturan di masyarakat karena adanya komunikasi yang diplintir oleh sebagian oknum, dan masih banyak lagi.

Untuk itu marilah kita perbaiki komunikasi kita, dengan keluarga, atasan, bawahan, rakyat dan pemerintah agar harmonisasi tercipta kembali, saling curiga bisa di minimalisir tentunya mulailah dari diri sendiri, salam.

TUGAS 5

1.Sebutkan cara penyusunan warkat yang saudara ketahui!

2.Untuk jenis warkat wesel, cek, surat pembelian disusun/ditaruh dengan cara apa?

3.Apa yang anda ketahui tentang RECORD RETENTION SCHEDULE?

4.Apa yang anda ketahui dengan TABULATING?

JAWABAN :

1. Cara penyusunan papers / warkat antara lain :

- penyusunan menurut abjad.
- penyusunan menurut subyek.
- penyusunan menurut nomor.
- penyusunan menurut daerah.
- penyusunan menurut waktu.

2. Untuk jenis papers atau warkat yang berupa wesel, cek, surat pembelian dapat
disusun dengan menggunakan system penyususan papers berdasarkan nomor karena
penyusunan dengan menggunakan system ini banyak diaplikasikan dalam bidang
keuangan, yaitu proses yang terjadi dengan melakukan penomoran yang disebut
sebagai system digit, yang system ini dimaksudkan untuk mempercepat pemrosesan
data secara otomatis atau menggunakan komputer.

3. Record Retention Schedule adalah suatu kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam
rangka proses manajemen, yakni berhubungan dengan penggolongan, pemilihan,
distribusi ataupun disposisi dari record untuk menentukan records yang mana yang
perlu tetap disimpan untuk selama-lamanya serta jenis-jenis records yang mana dan
dalam jangka waktu berapa lama pula perlu dimusnahkan karena sudah tidak
diperlukan lagi.

4. Tabulating merupakan suatu pekerjaan mengumpulkan data dan fakta yang sesuai
dengan cakupan bidang masing-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga
tidak terjadi pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa
yang rasional, objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta
peristiwa dan dampaknya.

TUGAS 4

1.Jelaskan syarat komunikasi yang baik dan berhasil
2.Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi penyimpangan data yang efisien dan
fleksibel
3.Sebutkan cara peyusunan paper/warkat yang saudara ketahui
4.Sebutkan Prinsif dalam dari Tata Kerja, Sistem Kerja dan Prosedur Kerja

JAWABAN :

1. Syarat komunikasi yang baik dan berhasil adalah komunikasi tersebut harus jelas, jangan kita berbicara tentang X tapi teman berbicara (komunikan) kita ternyata berbicara tentang Y. Kemudian komunikasi tersebut harus tepat, dan sasaran komunikasi harus sesuai agar tidak terjadi miss communication. Kemudian, semua bahan yang akan kita informasikan harus disiapkan juga secara matang, dan juga dalam menyampaikan kegiatan komunikasi ini, kita harus menyampaikannya dengan diselingi sikap ramah. Sikap ramah dan tulus ini akan memberi perasaan tenang, senang, aman bagi komunikan dan juga merupakan kunci sukses dari kegiatan komunikasi. Selanjutnya, komunikasikanlah hal-hal yang berguna sajadan komunikasikan pesan-pesan secara singkat tapi berisi.

2. Mengatasi penyimpangan data yang efisien dan fleksibel yaitu dengan melakukan pemeriksaan ulang pada data-data tersebut hingga semua datanya benar. Caranya dengan Mengaudit Mutu Internal. Tujuan dari audit mutu internal adalah untuk menilai kepatuhan pada sumber dokumentasi diklat, cara pemberian pelatihan dan dokumentasi kebijakan diklat yang relevan. Metode ini efektif untuk pemberian pelatihan yang dipersingkat. Data yang dikumpulkan selama audit-audit ini akan digunakan untuk menyoroti setiap penyimpangan dan merekomendasikan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Untuk kursus yang lebih besar, audit mutu internal akan dilaksanakan dengan menggunakan modul. Teknik-teknik untuk pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan analisa dokumen.

3. Cara penyusunan papers / warkat antara lain :

- Sistem penyusunan menurut abjad

- Sistem penyusunan menurut subyek

- Sistem penyusunan menurut nomor

- Sistem penyusunan menurut daerah

- Sistem penyusunan menurut waktu

4. Prinsip dalam dari Tata kerja, Prosedur kerja, dan Sistem kerja :
- Tata kerja, prosedur kerja dan sistem tata kerja harus disusun dengan
memperhatikan segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya, dan waktu
yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat dari tugas atau pekerjaan.
- Untuk mempersiapkan hal-hal itu dengan setepat-tepatnya maka haruslah terlebih
dahulu dipersiapkan adanya penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema,
klasifikasi jabatan, analisa jabatan, unsure kegiatan organisasi dan sebagainya.
- Pilih salah satu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagan prosedurnya.
- Selanjutnya harus dibuat dan dijelaskan daftar dari tiap-tiap detail pekerjaan
yang harus dilakukan berikut lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
bidang tugas yang termaksud.
- Dalam penetapan tahap demi tahap dalam rangkaian pekerjaan (misalnya surat
prosedur surat keluar) maka antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya harus
betul-betul terdapat saling berhubungan yang sangat erat yang keseluruhannya
menuju kearah satu tujuan.
- Dan tiap-tiap tahap itu harus betul-betul merupakan suatu kerja yang nyata dan
perlu untuk pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang
dimaksud.
- Di samping itu harus ditetapkan pula skill atau kecakapan dan keterampila tenaga
kerja yang diperlukan untuk penyelesaian bidang tugas termaksud. jadi ini
dimaksudkan untuk tidak memperpanjang prosedur kerja.

Sabtu, 13 November 2010

ORGANISASI INFORMAL

Organisasi infomal pada struktur oragnisasi tidak akan terlihat tetapi akan selalu mengikuti keberadaan organisasi fomal. Organisasi informal, merupakan kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yang disadari, meskipum pada akhirnya hubungan-hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama. Organisasi informal ini keberadaamya tidak direncanakan tetapi terjadi secara otomatis karena hubungan antar perseorangan pada sesama anggota organisasi formal (perusahaan).
Organisasi infomal merupakan organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Dalam organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas. sedangkan didaam organisasi informal, kedudukan serat fungsinya taampak kabur. Organisasi informal ini terjadi karena adanya komunikasi antar sesama karyawan yang dengan cepat menyebarkan informasi melalui desas-desus dari mulut kemulut. Adapun desas-desus itu bisa saja berlebihan, salah, kurang tepat maupun merupakan kebocoran informasi dari atasan yang mungkin benar. Untuk itulah agar organisasi informal bermanfaat bagi perusahaan maka sudah sepantasnya kalau setiap atasan harus bisa menggunakan segi positif kebceradaan organisasi informal ini terutama dalam rnenyampaikan perintah.
Perkembangan organisasi informal didalam organisasi formal dikarenakan adanya ketidak mampuan organisasi formal dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dari anggota organisasi formal itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Max Waber :
“Berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.”
Menurut J. Winardi organisasi informal memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dari organisasi formal, yaitu :
1. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu dimana seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.
2. Sifat hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
3. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
4. Organisasi informal, merupakan kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yang disadari, meskipum pada akhirnya hubungan-hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama.
5. Dalam organisasi formal, tiap unsure organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas. sedangkan didaam organisasi informal, kedudukan serat fungsinya tampak kabur. (J Winardi, 2003:9).
Selain itu, menurut Hicks organisasi informal dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder :
1. Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
2. Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Organisasi informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak panggaruh dengan struktur formal organisasi. Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status). Organisasi informal membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode kerja sendiri lain dengan aturan formal. Organisasi informal dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat membahayakan organisasi dan dapat berkembang dalam berbagai bentuk.
Seperti halnya organisasi formal, organisasi informal juga memiliki struktur tersendiri. Struktur inilah yang membedakan antara dua jenis organisasi tersebut. Adapun struktur organisasi informal, yaitu :
1. Organisasi informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak panggah dengan struktur formal organisasi.
2. Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status)
3. Organisasi informal membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode kerja sendiri lain dengan aturan formal.
4. Organisasi informal dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat membahayakan organisasi.
5. Organisasi informal berkembang dalam berbagai bentuk.

Tugas 3

TUGAS 3

1. Sebutkan gaya kepemimpinan yang saudara ketahui!

2. Sebutkan manfaat dari organisasi informal!

3. Sebutkan beberapa jenis bagan struktur organisasi!

4. Jelaskan perbedaan dari tata kerja, sistem kerja, dan prosedur kerja!

Jawaban :

1. Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu otokrasi (directing), demokratis dan Laissez Faire.
a) Otokrasi,mempunyai ciri-ciri :

· Kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.

· Teknik dan langkah didikte oleh atasan.

· Pemimpin biasanya mendikte tugas setiap anggotanya.

· Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota.

b) Demokratis, mempunyai ciri-ciri :

· Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.

· Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan untuk petunjuk-petunjuk teknis pemimpin mengarahkan dua atau alternatif prosedur yang dapat dipilih.

· Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

· Pemimpin adalah obyektif atau “fact minded”.

c) a) Otokrasi,mempunyai ciri-ciri :

· Kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.

· Teknik dan langkah didikte oleh atasan.

· Pemimpin biasanya mendikte tugas setiap anggotanya.

· Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota.

b) Demokratis, mempunyai ciri-ciri :

· Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.

· Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan untuk petunjuk-petunjuk teknis pemimpin mengarahkan dua atau alternatif prosedur yang dapat dipilih.

· Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

· Pemimpin adalah obyektif atau “fact minded”.

c) Laissez Faire, mempunyai ciri-ciri :

· Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pimpinan.

· Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pimpinan yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya.

· Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan tugas

· Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.

2. Manfaat organisasi informal adalah :
- Sebagai pendukung tujuan organisasi
- Sebagai alat komunikasi tambahan
- Sebagai alat pemuas kebutuhan sosial
- Dapat membantu manajer yang kurang mampu

3. Struktur bagan organisasi:
- Segitiga Vertikal
- Segitiga Horizontal
- Kerucut Vertikal Horizontal
- Lingkaran
- Setengah lingkaran
- Oval

4. - Tata kerja : merupakan cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan berhasil guna atau bias mencapain tingkat efisien yang maksimal
- Prosedur : merupakan tahapan dari tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan
- System kerja : merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

Sabtu, 30 Oktober 2010

KEPEMIMPINAN

TIPE KEPEMIMPINAN

Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal dan diakui keberadaannya adalah
1. Tipe Otokratik
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Egoismenya akan memutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoismenya, pemimpin otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya. Dengan persepsi yang demikian, seorang pemimpin otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Berdasarkan nilai tersebut, seorang pemimpin otokratik akan menunjukkan sikap yang menonjolkan keakuannya dalam bentuk
- Kecenderungan memperlakukan bawahan sama dengan alat lain dalam organisasi
- Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
- Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan
Sikap pemimpin demikian akan menampakkan diri pada perilakunya dalam berinteraksi dengan bawahannya, misalnya tidak mau menerima saran dan pandangan bawahannya, menonjolkan kekuasaan formal.
Dengan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku demikian, seorang pemimpin yang otokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan
* Menuntut ketaatan penuh bawahannya
* Menegakkan disiplin dengan kaku
* Memberikan perintah atau instruksi dengan keras
* Menggunakan pendekatan punitip dalam hal bawahan melakukan penyimpangan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional. Popularitas pemimpin yang paternalistik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
* Kuatnya ikatan primordial
* Extended family system
* Kehidupan masyarakat yang komunalistik
* Peranan adat istiadat yang kuat
* Masih dimungkinkan hubungan pribadi yang intim
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasional. Berdasarkan persepsi tersebut, pemimpin paternalistik menganut nilai organisasional yang mengutamakan kebersamaan. Nilai tersebut mengejawantah dalam sikapnya seperti kebapakan, terlalu melindungi bawahan. Sikap yang demikian tercermin dalam perilakunya berupa tindakannya yang menggambarkan bahwa hanya pemimpin yang mengetahui segala kehidupan organisasional, pemusatan pengambilan keputusan pada diri pemimpin. Dengan penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan kuat pada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistik lebih bercorak pelindung, kebapakan dan guru.
3. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya yang digunakan pemimpin itu.
4. Tipe Laissez Faire
Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire melihat perannya sebagai polisi lalu lintas, dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.
Nilai yang dianutnya biasanya bertolak dari filsafat hidup bahwa manusia pada dasarnya memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat pada norma, bertanggung jawab.
Nilai yang tepat dalam hubungan atasan –bawahan adalah nilai yang didasarkan pada saling mempercayai yang besar. Bertitik tolak dari nilai tersebut, sikap pemimpin laissez faire biasanya permisif. Dengan sikap yang permisif, perilakunya cenderung mengarah pada tindakan yang memperlakukan bawahan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki organisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang digunakannya akan dicirikan oleh
* Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
* Pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pimpinan yang lebih rendah
* Status quo organisasional tidak terganggu
* Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan
kepada anggota organisasi
* Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal
5. Tipe Demokratik
Ditinjau dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator. Karenanya, pendekatan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya adalah holistik dan integralistik. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang demokratik melihat bahwa dalam perbedaan sebagai kenyataan hidup, harus terjamin kebersamaan. Nilai yang dianutnya berangkat dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi. Nilai tersebut tercermin dari sikapnya dalam hubungannya dengan bawahannya, misalnya dalam proses pengambilan keputusan sejauh mungkin mengajak peran serta bawahan sehingga bawahan akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Dalam hal menindak bawahan yang melanggar disiplin organisasi dan etika kerja, cenderung bersifat korektif dan edukatif. Perilaku kepemimpinannya mendorong bawahannya untuk menumbuhkembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Karakteristik lainnya adalah kecepatan menunjukkan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi tinggi.
Berdasarkan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku, maka gaya kepemimpinannya biasanya mengejawantah dalam hal:
Pandangan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia bagi organisasi, hanya dapat digunakan oleh manusia dalam organisasi untuk pencapaian tujuan dan sasarannya.
Selalu mengusahakan pendelegasian wewenang yang praktis dan realistik
Bawahan dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan
Kesungguhan yang nyata dalam memperlakukan bawahan sebagai mahluk politik, sosial, ekonomi, dan individu dengan karakteristik dan jati diri yang khas
Pengakuan bawahan atas kepemimpinannya didasarkan pada pembuktian kemampuan memimpin organisasi dengan efektif.

Jumat, 29 Oktober 2010

Tugas 2

Tugas 2

1.Jelaskan Ruabg lingkup ORMET
2.Megapa uang bisa dijadikan sebagai motivasi dalam bekerja
3.Apa sebeb timbulnya organisasi informal
4.Apa yang dimaksud dengan ‘ Jendela Johari’

Jawaban....

1. - Analisis organisasi (Organizational Analysis).
- Komunikasi dalam organisasi (Communication in Organization).
- Tata kerja, tata aliran, dan sistem (Work Methods, Procedure, and system).
- Pendayagunaan mesin kantor (Office Machine).
- Pentingnya tata ruang kantor dan penyusunan perencanaan (Office Layout and Space Planning).
- Kesimpulan akhir (Final Conclusion).

2. Karena uang itu adalah sbagai alat tukar menukar barang. Selain itu, uang sangat dibutuhkan sekali di dalam kehidupan ini. Sehingga, manusia sangat termotivasi dan bersemangat di dalam pekerjaannya.

3. Karena adanya kebutuhan – kebutuhan penting yang bersifat manusiawi ( human needs ) yang harus dipenuhi dan ternyata tidak dapat dipenuhi oleh organisasi formal. Berikut ini kebutuhan – kebutuhan yang mendasari terbentuknya organisasi informal :
- Kebutuhan social
- Rasa memiliki dan pengenalan diri
- Pengetahuan tentang perilaku yang diterima
- Perhatian ( simpati )
- Bantuan dalam pencapaian tujuan
- Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
- Pelestarian nilai – nilai budaya
- Komunikasi dan Informasi

4. Jendela Johari (Johari Window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram. Karena itu maka disebut Johari.Jendela Johari (Johari Window)merupakan sebuah arahan yang memberikan kejelasan tentang bagaimana sebaiknya hubungan komunikasi antara manajer dengan staf atau bawahan. Istilah komunikasi banyak dirujuk kepada perkataan latin, "Communicatio" yang berarti pemberitahuan atau lebih tepatnya tukar pikiran. Communicatio tersebut, selidik demi selidik lebih jauh bersumber pada kata communis yang berarti sama. Maksudnya ialah sama makna. Aksioma kesamaan makna, sebenarnya tidak hanya terjadi antara manusia dengan manusia.

Minggu, 24 Oktober 2010

PERAN ORGANISASI BAGI MAHASISWA

ORGANISASI

Dilihat dari namanya, mahasiswa bisa diartikan perlajar yang “super”. Term “super” berarti bahwa mahasiswa merupakan pelajar yang berpredikat luar biasa karena telah menempuh jenjang terakhirnya dalam level pendidikan secara formal. pemahaman ini jelas berbeda dengan pemaknaan siswa saja yang biasa diartikan pelajar.

Penyisipan arti “super” atau “luar biasa” dalam memaknai mahasiswa tidaklah terjadi secara kebetulan. Pernyataan ini bisa diperkuat dengan idealisme mahasiswa dengan adagiumnya yang terkenal, “agent of change” yang berarti pelaku perubahan. Logika dari gelar ini berorientasi pada penempatan mahasiswa sebagai sentral yang bisa memainkan peran aktifnya untuk mengawali dan mengawal sebuah perubahan. Untuk itu, mahasiswa tertuntut untuk menjadi orang yang betul-betul super dalam lingkungannya sehingga transformasi ilmu dan pengalamannya bisa dirasakan oleh masyarakatnya.

Untuk mewujudkan idealisme di muka, perlu sebuah langkah kongret dan efektif yang membawa mahasiswa pada arah itu. Langkah-langkah itu bisa ditemukan dalam pengalaman mengelola sebuah komunitas, mobilisasi massa, menghimpun ide, menganalisis persoalan, dan memecahkan masalah. Semua itu bisa dicapai oleh mahasiswa dalam sebuah perhimpunan yang disebut dengan organisasi.

Mahasiswa tanpa organisasi tak ubahnya seorang pelajar tanpa pengalaman lapangan. Mereka tak lain kecuali siswa lanjutan yang hanya belajar materi akademik. Mereka hanya mementingkan bagaimana menjadi orang pintar tanpa merenungkan bagaimana mentransformasikannya dalam kelangsungan hidup masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa teori tidak selalu sama dengan realitas. Bagaimanapun piawainya seorang mahasiswa berteori, genius sekalipun dalam mengerjakan soal, belum tentu dia bisa memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Pada titik inilah, organisasi tidak bisa dihindari oleh mereka yang mengaku betul-betul mahasiswa. Kalau hanya ingin mencari ilmu pengetahuan, seseorang tidak perlu repot-repot menjadi mahasiswa. Dia bisa belajar autodidak dengan membaca koran dan buku ilmiah serta internet atau menyimak diskusi yang dipublikasikan oleh media televisi, misalnya. Namun, dia tidak boleh terlalu banyak bermimpi untuk bisa menjadi leader (pemimpin) dalam sebuah komunitas karena kepemimpinan adalah bagian penting dalam pengalaman organisasi. (Zainuddin El-Madury)

Ada 2 macam organisasi dalam dunia kemahasiswaan:
1. Organisasi Intra Kampus
2. Organisasi Ekstra Kampus

Organisasi Intra kampus seperti Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membawahi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Tujuan UKM yakni memediasi minat dan bakat mahasiswa untuk menstimulasi keseimbangan otak kiri dan otak kanan kita serta mengasah respon atau daya kreatifitas. Contohnya:
1. UKM Seni
2. UKM Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA)
3. UKM Pers dan Jurnalistik
4. UKM Olahraga
5. dan lain-lain,

Organisasi Ekstra Kampus lebih memfokuskan untuk berproses di luar daripada konteks Keluarga Mahasiswa (KEMA) dari kampus masing-masing. Selain itu mengarahkan proses pembelajaran untuk mengenal Organisasi yang lebih besar dengan berbagai dinamika. Contohnya:
1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
3. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
5. dan lain-lain,

Dengan demikian, marilah kita bersama-sama membangun dinamika kemahasiswaan kita dengan berorganisasi.

Kamis, 21 Oktober 2010

Teori Organisasi Umum 1

Tugas 1

1.Sebutkan 6 (sumber-sumber) manajemen ( The Six M’s Manajement)
2.Mengapa Market dan Methods tidak termasuk dalam sumber-sumber manajemen
3.Apa yang dimaksud dengan Efisien dan Efektif
4.Sebutkan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam scope O & M

Jawaban

1. 6 sumber-sumber manajemen adalah

* Manusia atau Tenaga Kerja (Man/Man Power)
* Uang atau Biaya (Money)
* Bahan-bahan atau Material (Materials)
* Mesin dan Peralatan (Mechines & Equipment)
* Tata kerja (Methods)
* Pasar (Market)


2. Dalam kegitan manajemen ke-6 sumber diatas mutlak diperlukan tetapi dalam sudut pandang O & M Methods & Market tidak disebut sebagai sumber. Metode hanyalah cara yang dipergunakan sedangkan market adalah wahana untuk memperluas sasaran kegiatan.


3. Efisiensi adalah Perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (output) dengan kegiatan yang dilakukan dalam penggunaan sumber-sumber & waktu (input).
Efektif adalah suatu usaha yg telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai waktu yang ditetapkan tanpa mengabaikan kualitas.


4. Ruang Lingkup Organisasi & Metode:

* Analisis Organisasi (Organizational Analysis)
* Komunikasi dalam organisasi (Communication in Organization)
* Tata kerja, Tata aliran, dan sistem (Work methods, procedur & System)
* Pendayagunaan mesin kantor (Office mechine)
* Pentingnya tata ruang kantor & penyusunan perencanaan (Office layout and space planning)
* Kesimpulan akhir (Final Conclusion)

Rabu, 07 April 2010

Mark Zuckerberg Si Pembuat Facebook


Mark zuckerber

Mark Elliot Zuckerberg lahir 14 mei 1984 yang berumur 24 tahun. Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah seorang progammer komputer dan pengusaha asal Amerika serikat. Menjadi kaya di umurnya yang relatif muda karena berhasil mendirikan dan mengembangkan situs jaringan sosial Facebook di saat masih kuliah dengan bantuan teman Harvardnya Andrew McCollum dan teman sekamarnya Dustin Moskovitz dan Crish Hugnes. Saat ini ia menjabat sebagai CEOFacebook.

Mungkin ini tadinya tidak pernah diduga oleh Mark Zuckerberg, founder dan pendiri dari Facebook yang sekarang menjadi miliarder termuda di Amerika bahkan di dunia. Forbes mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika tap dengan adanya Facebook ini siapa sangka situs jaringan pertemanan antar kalangan kampus kemudian bisa menghasilkan ajang pertemanan yang mendunia dan menjadi trend saat ini.


Facebook sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg. Sebagai mahasiswa Harvard University, ia saat itu mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah kampus dan sekolah di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asrama yang ditinggalinya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran

Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat, sekitar dua minggu, Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya, Bill Gates, yaitu memilih drop out untuk serius mengerjakan situsnya itu. Bersama tiga rekannya, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes, Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.

Mark ternyata tak hanya sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih serius terhadapa Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Tapi, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan yang tidak dipunyai Friendster. Dan sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari.

Bahkan kemudian, Friendster pun latah mengikuti trik-trik dari Facebook. Bayangkan, ada sekita 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan’ yang laku keras. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.

Kejelian Mark dalam melihat peluang dan sekaligus menemukan Jiwanya memang menjadi hal yang luar biasa. Niatnya yang hanya untuk sekedar menyatukan komunitas kampusnya, berbuah manis dan berdampak besar bagi banyak orang. Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders.

Selasa, 06 April 2010

MANUSIA DAN PENDERITAAN








LUMPUR LAPINDO

AKAR MASALAH DAN SOLUSINYA

Tragedi ‘Lumpur Lapindo’ dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.3


Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal.5

Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh. Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut kepedulian pemerintah, terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubi-tubi, krisis sosial mulai mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi, teori konspirasi penyuapan oleh Lapindo,6 rebutan truk pembawa tanah urugan hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan lumpur setelah skenario penanganan teknis kebocoran 1 (menggunakan snubbing unit) dan 2 (pembuatan relief well) mengalami kegagalan. Akhirnya, yang muncul adalah konflik horisontal.

Penyebab Semburan ’Lumpur Lapindo’ (juga : Mengapa Lumpur Panas Menyembur)

Setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut. Pertama, adalah aspek teknis. Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa (sudden cyclic shock) Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen.7 Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya.8 Argumen liquefaction lemah karena biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada pasir-lempung, bukan pada kedalaman 2.000-6.000 kaki.9 Lagipula, dengan merujuk gempa di California (1989) yang berkekuatan 6.9 Mw, dengan radius terjauh likuifaksi terjadi pada jarak 110 km dari episenter gempa, maka karena gempa Yogya lebih kecil yaitu 6.3 Mw seharusnya radius terjauh likuifaksi kurang dari 110 Km.10 Akhirnya, kesalahan prosedural yang mengemuka, seperti dugaan lubang galian belum sempat disumbat dengan cairan beton sebagai sampul.11 Hal itu diakui bahwa semburan gas Lapindo disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran.12 Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo harus sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki.13 Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka belum memasang casing 9-5/8 inci. Akhirnya, sumur menembus satu zona bertekanan tinggi yang menyebabkan kick, yaitu masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur. Sesuai dengan prosedur standar, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Namun, dari informasi di lapangan, BOP telah pecah sebelum terjadi semburan lumpur. Jika hal itu benar maka telah terjadi kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi kesalahan pada prosedur operasional standar.14

Kedua, aspek ekonomis. Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BP-MIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur.15 Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga “sengaja menghemat” biaya operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangan casing berdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Medco, sebagai salah satu pemegang saham wilayah Blok Brantas, dalam surat bernomor MGT-088/JKT/06, telah memperingatkan Lapindo untuk memasang casing (selubung bor) sesuai dengan standar operasional pengeboran minyak dan gas. Namun, entah mengapa Lapindo sengaja tidak memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada di perut bumi menyembur keluar tanpa kendali.16

Ketiga, aspek politis. Sebagai legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), Lapindo telah mengantongi izin usaha kontrak bagi hasil/production sharing contract (PSC) dari Pemerintah sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumberdaya alam.17

Poin inilah yang paling penting dalam kasus lumpur panas ini. Pemerintah Indonesia telah lama menganut sistem ekonomi neoliberal dalam berbagai kebijakannya. Alhasil, seluruh potensi tambang migas dan sumberdaya alam (SDA) “dijual” kepada swasta/individu (corporate based). Orientasi profit an sich yang menjadi paradigma korporasi menjadikan manajemen korporasi buta akan hal-hal lain yang menyangkut kelestarian lingkungan, peningkatan taraf hidup rakyat, bahkan hingga bencana ekosistem. Di Jawa Timur saja, tercatat banyak kasus bencana yang diakibatkan lalainya para korporat penguasa tambang migas, seperti kebocoran sektor migas di kecamatan Suko, Tuban, milik Devon Canada dan Petrochina (2001); kadar hidro sulfidanya yang cukup tinggi menyebabkan 26 petani dirawat di rumah sakit. Kemudian kasus tumpahan minyak mentah (2002) karena eksplorasi Premier Oil.18 Yang terakhir, tepat 2 bulan setelah tragedi semburan lumpur Sidoarjo, sumur minyak Sukowati, Desa Campurejo, Kabupaten Bojonegoro terbakar. Akibatnya, ribuan warga sekitar sumur minyak Sukowati harus dievakuasi untuk menghindari ancaman gas mematikan. Pihak Petrochina East Java, meniru modus cuci tangan yang dilakukan Lapindo, mengaku tidak tahu menahu penyebab terjadinya kebakaran.19

Penjualan aset-aset bangsa oleh pemerintahnya sendiri tidak terlepas dari persoalan kepemilikan. Dalam perspektif Kapitalisme dan ekonomi neoliberal seperti di atas, isu privatisasilah yang mendominasi.

Solusi Islam atas Kasus Lapindo

Paham kepemilikan telah menjadi polemik para ekonom. Para ekonom kapitalis seperti digambarkan Hessen,20 berpendapat bahwa jika seluruh kepemilikan bertumpu pada individu (economic individualism) akan membuat suatu kompetisi penuh, yang digambarkan Adam Smith sebagai ’sistem sederhana dari kebebasan alamiah’. Namun, dari perjalanan Kapitalisme mulai revolusi industri hingga sekarang, banyak borok-borok yang ditimbulkan dari paham kepemilikan privat ini. Lawannya jelas ekonom sosialis, seperti digambarkan Heilbroner,21 bahwa seluruh kepemilikan dipegang oleh negara. Dalam perjalanan, paham ini juga bukan tanpa masalah, karena kepemilikan negara direpresentasikan oleh ’pejabat negara’ yang boleh mengeksplotasi ’warga negara’ karena tidak ada hak kepemilikan privat dalam paham ini. Masalah pun muncul.

Berbagai ramuan dan gado-gado dari kedua paham tersebut menjadi alternatif yang diajukan. Lalu diuji coba, sebuah trial yang hasilnya senantiasa error. Ekonomi neo-liberal, bersifat kerakyatan berkeadilan sosial muncul. Namun, semua tidak menyelesaikan masalah. Dalam kasus Indonesia, pengelolaan SDA jelas tergambar dalam pasal 33 UUD 1945. Namun, Hak Menguasai Negara (HMN) yang ada dipergunakan oleh ’oknum negarawan’ untuk menjual negara. Dalam banyak kajian diakui bahwa paradigma HMN merupakan salah satu penyebab dasar (underlying causes) kerusakan berbagai ekosistem, penyusutan kekayaan alam dan dehumanisasi di Indonesia.22 Lantas muncul tuntutan, supaya dikembalikan pada pengelolaan komunitas (communal right) seperti masyarakat adat, warga setempat, atau otonomi daerah.23 Namun, hal itu sebenarnya akan menjadi masalah baru yang disebut Hardin24 sebagai “tragedy of the commons”, karena pemanfaatan sumberdaya yang bersifat terbuka (open access) sehingga rentan over eksploitasi.

Islam menjawab itu semua, dengan konsep kepemilikan yang jelas: kepemilikan individu (private property); kepemilikan umum (collective property); dan kepemilikan negara (state property). Khusus berkenaan dengan kepemilikan umum, yaitu seluruh kekayaan yang telah ditetapkan kepemilikannya oleh Allah bagi kaum Muslim, dan menjadikan kekayaan tersebut sebagai milik bersama kaum Muslim. Individu-individu dibolehkan mengambil manfaat dari kekayaan tersebut, namun terlarang memilikinya secara pribadi. Zallum25) mengelompokkan dalam tiga jenis: (1) sarana umum yang diperlukan seluruh warga negara untuk keperluan sehari-hari seperti air, saluran irigasi, hutan, sumber energi, pembangkit listrik dll; (2) kekayaan yang asalnya terlarang bagi individu untuk memilikinya, seperti jalan umum, laut, sungai, danau, teluk, selat, kanal, lapangan, masjid dll; (3) barang tambang (sumberdaya alam) yang jumlahnya melimpah, baik berbentuk padat seperti emas atau besi, cair seperti minyak bumi atau gas seperti gas alam. Rasulullah saw. Bersabda:

«الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْكَلأِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ»

Kaum Muslim itu berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput/hutan dan api/energi. (HR Abu Dawud dan Ibn Majah).

Walaupun akses terhadapnya terbuka bagi kaum Muslim, regulasi diatur oleh negara. Kekayaan ini merupakan salah satu sumber pendapatan Baitul Mal kaum Muslim. Khalifah selaku pemimpin negara bisa berijtihad dalam rangka mendistribusikan harta tersebut kepada kaum Muslim demi kemaslahatan Islam dan kaum Muslim. Dalam konsep Islam, sesuai dengan tujuan negara bonum publicum, negara tidak akan menjadi pengkhianat rakyat, namun justru menjadi pelindung bagi rakyatnya.

Kamis, 25 Maret 2010

Cinta Kepada Alam dan Lingkungan

) Membangun Rasa Cinta Terhadap Lingkungan

Jurgen Moltman, seorang filsuf dan pecinta lingkungan hidup mengatakan bahwa kerusakan lingkungan hidup secara khusus pembabatan hutan yang berlebihan berarti dengan sendirinya merupakan salah satu bentuk penghancuran areal yang menyediakan dasar untuk hidup manusia sebagai keseluruhan.

Lebih khusus Prof. Dr. Emil Salim, Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Indonesia periode 1987-1992 melukiskan keadaan bumi sedang berada dalam keadaan yang rusak. Emil Salim menyebutkan penyebab utamanya adalah karena pengeksploitasian pohon diberbagai tempat di muka bumi ini. Dalam keterangannya disebutkan bahwa salah satu ancaman yang paling serius akibat kerusakan yang dialami bumi adalah naiknya suhu bumi.

Menurut Emil Salim akibat lain dari pengeksploitasian pohon tersebut adalah iklim yang tidak menentu, kerusakan tanah, air bersih makin sulit, dan udara makin panas (“Tangis Sang Bumi” dalam Tempo tahun XX No. 28 April 1990, hlm 73).
Pernyataan Emil Salim sepuluh tahun silam ini masih tetap aktual untuk didegungkan pada millenium baru ini sebab sampai sekarang pun pembabatan hutan masih tetap terjadi. Mochtar Lubis, salah seorang budayawan Indonesia juga mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam khususnya menyangkut masalah pengeksploitasian hutan alam yang tak kenal ampun. Kerakusan manusia itu dilukiskan Mochtar Lubis dengan pernyataan yang sungguh menyayat hati.

Hati saya sungguh merasa terganggu. Hutan tak ubahnya seakan sebuah Medan perang ditinggalkan oleh pasukan-pasukan yang berperang. Tunggul-tunggul pohon besar jadi monument kehancuran hutan dan pohon-pohon yang ditebang untuk membuka jalan bagi menarik pohon-pohon komersial ke sungai, terbaring malang melintang sebagai mayat-mayat serdadu yang tewas. Mereka ditinggalkan begitu saja, karena nilai komersilnya tidak ada atau rendah sama sekali” (dikutif dari buku Hansjurg Steinling, Menuju Kelestarian Hutan. Jakarta: Obor, 1988).
Pernyataan ketiga tokoh ini dapat kita jadikan dasar untuk menggugah perasaan dan nurani kita agar mencintai dan berani berjuang untuk melestarikan lingkungan hidup serta berefleksi akan keberadaan dan makna pepohonan dalam menunjang kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya di muka bumi ini.
Peranan manusia dalam proses pembentukan pelestarian alam sangat penting dan sangat dominan. Lingkungan yang lestari sangat ditentukan oleh sikap dan tindakan manusia. Interaksi yang sepadan antara manusia dan lingkungannya melulu ditentukan oleh manusia sebagai pemegang kekuasaan yang mesti digunakan secara arif. Dasar untuk dapat bersahabat dengan alam adalah dengan menanamkan rasa cinta yang mendalam terhadap lingkungan hidup.

Manusia dalam dirinya mempunyai potensi untuk mencinta. Cinta pada lingkungan hidup dengan segala makhluk didalamnya, akan menciptakan damai dan harmoni antara manusia dan alam lingkungannya.
Selanjutnya rasa cinta pada lingkungan hidup akan membawa kesadaran mendalam bahwa dunia dan segala isinya termasuk manusia adalah satu, dalam arti sama-sama memiliki peranan penting dalam tatanan dunia. Interaksi dari setiap unsur atau komponen alam ini menyatu membentuk keutuhan dunia. Di dalam segalanya itu, manusia punya keistimewaan yakni memiliki akal budi. Keistimewaan yang dimiliki manusia ini sekaligus memikul tanggung jawab besar dalam melestarikan lingkungan dengan segala yang ada di dalamnya. Manusia diberi Allah kuasa untuk memelihara segala ciptaan-Nya dengan penuh tanggung jawab. Dengan ini jelas bahwa cinta pada lingkungan hidup dengan segala makhluk di dalamnya akan menciptakan damai dan harmoni antara manusia dan alam lingkungannya.

2) Tanam dan Pelihara Pohon

Pendayagunaan setiap ciptaan hendaknya didasari berbagai pertimbangan yang matang dan sehat. Sebelum bertindak, terutama menyangkut penebangan pohon, hendaknya disadari bahwa pohon itu bukan hanya milik seorang atau kelompok tertentu. Umat manusia diharapkan bersama-sama melestarikan pohon bukan hanaya dengan cara retoris tetapi telebih dengan tindakan kongkrit. Setiap orang diharapkan mau dan penuh kesadaran untuk menanam dan memelihara pohon atau jenis tanaman lain di segala tempat yang memungkinkan.

Setiap orang, secara khusus pengusaha pemegang HPH diharapkan sedapat mungkin menghentikan pemotongan pohon sampai keberadaan lingkungan hidup dalam hal ini hutan alam sudah pulih kembali. Sebagai contoh analogi: Sebelum seseorang menebang sebatang pohon dalam kebunnya pertama-tama haruslah mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk menanam pohon itu dan dampak sampingan penebangan pohon itu. Tanpa ada pertimbangan, maka tidak sedikit kerugian yang harus ditanggung oleh si pemilik kebun itu sendiri. Manusia boleh mengolah kekayaan alam akan tetapi harus memperhatikan berberapa catatan penting yang tak dapat diabaikan yakni bertindak secara bertanggungjawab, memikirkan masa depan generasi mendatang, dan mengembangkan sikap konservatif.

Kongkritnya untuk menjadi sahabat lingkungan hidup tidak perlu harus seorang pakar, tidak harus anggota organisasi atau lembaga terkait, tidak harus aktivis atau selebritis, dan tidak harus terhambat dengan ketiadaan dana. Karena yang diperlukan adalah komitmen, tekad kuat, tujuan mulia, solusi yang mudah dimengerti, menerapkan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari dengan kemauan menanam dan memelihara pohon demi masa depan anak cucu bangsa. Semua kita punya tanggungjawab bersama untuk melestarikan dan memelihara pohon bukan hanya dengan cara retoris tetapi terlebih dengan tindakan kongkrit.

Minggu, 14 Maret 2010

PROSA

"Sebuah Renungan"

Sembunyikanlah kemarahan itu , jangan mengungkit kesalahan yang kecil , tutuplah mata terhadap kenakalan orang lain , maafkanlah kesalahan yang dilakukannya dan kuburkanlah semua cela itu, niscaya kita akan menjadi orang yang paling di cintai.

Jadilah sepeti semut dalam ketekunannya , dia berusaha merambat naik ke batang pohon hingga ratusan kali. Dan jatuh sebanyak jumlah yang sama, tapi dia terus berusaha naik kembali hingga akhirnya sampai pada tujuan yang diinginkannya karena itu jangan cepat menyerah dan jangan pula bosan.

Dari rasa sakit yang menimpa itu ada sesuatu yang akan mengingatkan kita tentang makna sehat, yang akan mencabut pohon kesombongan dan akan menurunkan tingkat ujub dalam diri dan agar hati terjaga dan tidak tidur seperti tidurnya orang-orang yang lalai.

Seorang pemburu meletakkan seekor merpati di dalam sebuah sangkar, maka bernyanyilah merpati itu, si pemburu bertanya apakah ini waktu yang tepat untuk bernyanyi ? merpati itu menjawab setiap bergulirnya waktu setiap itu pula kebebasan makin dekat.

Minggu, 21 Februari 2010

Manusia dan Kebudayaan

BAB II. Manusia dan Kebudayaan
 Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Manusia terdiri dari 4 unsur:
1. Jasad : Tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba
2. Hayat : Unsur hidup yang ditandai dengan aktivitas
3. Ruh : Bersifat spritual berhubugan langsung dengan Tuhan
4. Nafs : Kesadaran/akal tentang diri sendiri
 Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
1. ID : Merupakan kepribadian yang mendasar
2. EGO : Bagian dari ID sebagai kepribadian yang berbeda dari lainnya
3. SUPER EGO : Struktur kepribadian yang paling akhir terbentuk dari luar
 Hakekat Manusia
 Makhluk ciptaan Tuhan terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan yang utuh
 Memiliki perasaan intelektual, estetis, etis, diri, sosial, religius
 Makhluk hayati dan budayawi
 Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
 Pengertian Kebudayan
Menurut E.B Taylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuaqn, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut C.A Van Peursen, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hwan, maka manusia tidak hidup begut saja ditengan alam, melainkan mengubah alam.




 Unsur-Unsur Kebudayaan
 Sistem religi
 Sistem organisasi kemasyarakatan
 Sistem pengetahuan
 Sistem ekonomi
 Sistem teknologi dan peralatan
 Bahasa
 Kesenian
 Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wijudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
2. Kompleks aktivitas
3. Wujud sebagai benda
 Orientasi Nilai Budaya
1. Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern
2. Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup kedudukan, gerak hidup untuk menambah karya
3. Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu atau mas kini
4. Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam ada juga yang harus menyatu dengan alam
5. Hakekar hubugan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal
 Perubahan Kebudayaan
Terjadinya gerka perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
 Perubahan jumlah penduduk
 Perubahan lingkungan hidup


 Faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidak Unsur Kebudayaan Baru
 Terbatasnya masyarakat memiliki hubugan atau kontak
 Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
 Sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
 Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat

 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap :
1. Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
2. Obyektivitas : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
3. Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia

BAB 1 TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR

A.Pendahuluan
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, kebudayaan, dan berbagai macam masalah yang di hadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan mutu sistem pendidikan kita, salah satunya pada tingkat perguruan tinggi dan juga bermanfaat untuk memperbaiki ruang lingkup manusia-manusia yang spesialis agar lebih berpandangan luas. Kegunaan mata kuliah ini diharapkan agar interelasi antara intelektuil kita lebih sering dengan akibat yang positif bagi pembangunan negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan pada khususnya. Dan juga mata kuliah ini diharapkan agar dapat menjadi semacam “lingua franca” bagi para akademis dari berbagai lapangan ilmiah. Jadi, dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan para akademis dapat lebih lancar berkomunikasi sehingga akan memperlancar pula pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh para cendikiawan dari berbagai lapangan keahlian itu.
Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, manusia diharapkan nantinya mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat untuk mengembangkan kebudayaan dengan kreatif sndiri pada khususnya. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini manusia diharapkan memperlihatkan :
Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang ada di sekitarnya dan di luar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa
Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya dan bagaimana hubungan nilai-nilai dengan cara hidupnya sendiri-sendiri
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya telah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia, berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut :
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan
Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus-menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya, antara lai n timbul konflik dalam kehidupan
Kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Adapun dampak negatif teknologi yaitu manusia akan menjadi resah dan gelisah

B. IBD sebagai Bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum
IBD merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi, baik yang sifatnya eksakta ataupun yang non eksakta.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilakn warga negara sarjana yang berkualitas sebagai berikut :
1. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan dan tindakannya mencerminkan pengamalan nila-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi yang mendahulukan kepentingan nasional sebagai sarjana Indonesia
2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki sifat tenggang rasa
3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan
4. Memilki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat serta berperan dalam meningkatkan kualitas bermasyarakat dan juga pelestarian lingkungan
C. Pengertian IBD
Secara sederhana, IBD adalah pengetahuan yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan sebagai pengganti istilah Basic Humanities, yang berasal dai bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin “Humanus”, yang artinya manusia, berbuday, dan halus.
Untuk mengetahui bahwa IBD termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar menegmukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)
Bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan. Yang termasuk ilmu-ilmu alamiah yaitu fisika, kimia, astronomi, kedokteran, biologi. Hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah.
2. Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)
Bertujuan untuk mengkaji keteraturan-0keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Digunakan metode alamiah pula dalam hal ini. Yang termasuk ilmu-ilmu sosial yaitu ilmu politik, ekonomi, sosiologi, psikologi, demografi, dsb. Hasil penelitiannya tidak mungkin 100% benar.
3. Pengetahuan Budaya (The Humanities)
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, lalu diberi arti.
Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian seni dan filsafat. Sedangkan IBD (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dari memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

D. Tujuan IBD
Mata kuliah IBD bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran dan kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut, IBD diharapakan dapat :
Mengusahakan penanganan kepekaan mahasiswa tehadap lingkungan budaya
Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis terhadap persoalan
Mengusahakan agar mahasiswa tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat apabila menjadi pemimpin nantinya
Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain

E. Ruang Lingkup IBD
Ada duan masalah pokok yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat

Adapun pokok-pokok bahasan yang akan di kembangkan dalam IBD adalah :
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan

Kamis, 14 Januari 2010

Manusia Tertinggi dan Terpendek di Dunia




Rekor manusia tertinggi di dunia dipegang oleh Sultan Kosen dari Turki dengan tinggi badan 246.5 cm. Sementara rekor manusia terpendek dunia atas nama He Pingping dari China dengan tinggi badan 73 cm. Reuters/Osman Orsal.