Kita kan terus berlari untuk meraih mimpi

Minggu, 24 Oktober 2010

PERAN ORGANISASI BAGI MAHASISWA

ORGANISASI

Dilihat dari namanya, mahasiswa bisa diartikan perlajar yang “super”. Term “super” berarti bahwa mahasiswa merupakan pelajar yang berpredikat luar biasa karena telah menempuh jenjang terakhirnya dalam level pendidikan secara formal. pemahaman ini jelas berbeda dengan pemaknaan siswa saja yang biasa diartikan pelajar.

Penyisipan arti “super” atau “luar biasa” dalam memaknai mahasiswa tidaklah terjadi secara kebetulan. Pernyataan ini bisa diperkuat dengan idealisme mahasiswa dengan adagiumnya yang terkenal, “agent of change” yang berarti pelaku perubahan. Logika dari gelar ini berorientasi pada penempatan mahasiswa sebagai sentral yang bisa memainkan peran aktifnya untuk mengawali dan mengawal sebuah perubahan. Untuk itu, mahasiswa tertuntut untuk menjadi orang yang betul-betul super dalam lingkungannya sehingga transformasi ilmu dan pengalamannya bisa dirasakan oleh masyarakatnya.

Untuk mewujudkan idealisme di muka, perlu sebuah langkah kongret dan efektif yang membawa mahasiswa pada arah itu. Langkah-langkah itu bisa ditemukan dalam pengalaman mengelola sebuah komunitas, mobilisasi massa, menghimpun ide, menganalisis persoalan, dan memecahkan masalah. Semua itu bisa dicapai oleh mahasiswa dalam sebuah perhimpunan yang disebut dengan organisasi.

Mahasiswa tanpa organisasi tak ubahnya seorang pelajar tanpa pengalaman lapangan. Mereka tak lain kecuali siswa lanjutan yang hanya belajar materi akademik. Mereka hanya mementingkan bagaimana menjadi orang pintar tanpa merenungkan bagaimana mentransformasikannya dalam kelangsungan hidup masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa teori tidak selalu sama dengan realitas. Bagaimanapun piawainya seorang mahasiswa berteori, genius sekalipun dalam mengerjakan soal, belum tentu dia bisa memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Pada titik inilah, organisasi tidak bisa dihindari oleh mereka yang mengaku betul-betul mahasiswa. Kalau hanya ingin mencari ilmu pengetahuan, seseorang tidak perlu repot-repot menjadi mahasiswa. Dia bisa belajar autodidak dengan membaca koran dan buku ilmiah serta internet atau menyimak diskusi yang dipublikasikan oleh media televisi, misalnya. Namun, dia tidak boleh terlalu banyak bermimpi untuk bisa menjadi leader (pemimpin) dalam sebuah komunitas karena kepemimpinan adalah bagian penting dalam pengalaman organisasi. (Zainuddin El-Madury)

Ada 2 macam organisasi dalam dunia kemahasiswaan:
1. Organisasi Intra Kampus
2. Organisasi Ekstra Kampus

Organisasi Intra kampus seperti Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membawahi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Tujuan UKM yakni memediasi minat dan bakat mahasiswa untuk menstimulasi keseimbangan otak kiri dan otak kanan kita serta mengasah respon atau daya kreatifitas. Contohnya:
1. UKM Seni
2. UKM Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA)
3. UKM Pers dan Jurnalistik
4. UKM Olahraga
5. dan lain-lain,

Organisasi Ekstra Kampus lebih memfokuskan untuk berproses di luar daripada konteks Keluarga Mahasiswa (KEMA) dari kampus masing-masing. Selain itu mengarahkan proses pembelajaran untuk mengenal Organisasi yang lebih besar dengan berbagai dinamika. Contohnya:
1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
3. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
5. dan lain-lain,

Dengan demikian, marilah kita bersama-sama membangun dinamika kemahasiswaan kita dengan berorganisasi.

1 komentar:

  1. intinya...
    organisasi itu bukanlah sebuah alat untuk memberikan jarak antara manusia yang satu dengan manusia yang lain,,
    beda organisasi itu hal yang wajar,,, tapi bukan berarti tak sama tujuan... tetap dihati kita adalah bangsa yang ter Utama...

    BalasHapus